Kitab Sunan Abu Daud ditulis oleh muhadits dan faqih besar pada masanya yaitu Al-Imam Sulaiman bin Imran bin Al-Asy`ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Imron Al-Azdy As-Sajistani atau biasa disebut Imam Abu Daud.
Kitab As-Sunan tersebut memuat 4800 hadits yang disaring dari 50.000an hadits. Dan 50.000 hadits itu sendiri merupakan saringan dari ratusan ribu hadits yang diperolehnya saat berkelanan. Kumpulan hadits berjumlah 4800 itulah yang lalu ditulis pada kitab As-Sunan. Di antara kitab-kitab kumpulan hadits, kitab sunan karya Abu Dawud termasuk yang paling banyak menarik perhatian, karena merupakan salah satu kompilasi hadits hukum yang paling lengkap.
Tentang kualitas kitab tersebut Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah mengomentari,
“Kitab Sunan Abu Dawud adalah kitab -yang dengan taufik-Nya, Allah telah mengkhususkan kedudukan penulisnya. Dalam banyak pembahasan yang bisa menjadi hukum, hendaklah para mushannif (pengarang kitab) mengambil hukum dari kitab itu dan kepada itu pula hendaknya para muhaqqiq (pencari kebenaran) merasa ridha. Sesungguhnya Abu Dawud telah mengumpulkan sejumlah hadits ahkam (hukum) dan menyusun serta mengaturnya dengan sebaik-baiknya. Dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi ia membuang sejumlah hadits dari para perawi yang majruh (mempunyai cela) dan dhu’afa (memiliki kelemahan).”
Demikian besar keutamaan kitab Sunan Abu Dawud, hingga ketika usai disusun, Ibrahim al-Harbi, seorang ulama ahli hadits pada masa itu mengomentari, “Hadits telah dilunakkan bagi Abu Dawud, sebagaimana besi dilunakkan untuk Nabi Dawud.” Ungkapan yang menunjukan keistimewaan seorang ahli hadits itu dimaksudkan, Imam Abu Dawud telah menyederhanakan persoalan hadits yang rumit, mendekatkan yang jauh dan memudahkan yang sukar.
Selain ahli hadits, Imam Abu Dawud juga menonjol sebagai seorang faqih, ahli fiqih. Kefaqihan dan keahliannya dalam ilmu hadits tampak berpadu ketika Imam Abu Dawud mengritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum fiqih dan dalam penjelasan bab-bab fiqih pada kitab-kitab haditsnya. Kedalaman ilmu Abu Dawud tersebut –meski luar biasa– cukup dimaklumi mengingat beliau murid kesayangan Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri madzhab Hanbali.
Abu Dawud pernah berkata,
“Sebenarnya cukup bagi manusia dengan empat hadist: ‘Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya; termasuk kebagusan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat’; ‘Tidaklah keadaan seorang mukmin itu menjadi mukmin, hingga ia ridha terhadap saudaranya apa yang ia ridha terhadap dirinya sendiri’; ‘Perkara yang halal sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas pula, sedangkan diantara keduanya adalah perkara yang syubhat’.”
Syaikh Nashiruddin Al-Albani meneliti kembali hadits-hadits di dalam Sunan Abu Daud sehingga ditulislah kitab Shahih Sunan Abu Daud.
DOWNLOAD KITAB SHAHIH SUNAN ABU DAUD
DOWNLOAD (*chm) 2,7 Mb
0 komentar:
Posting Komentar