MUSLIMAH

Menuju Insan yang Shalihah

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

MUTIARA DAKWAH

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

10 Desember 2012

Menyembunyikan Khusyu'


Salah satu tanda keikhlasan dalam menjalankan ibadah shalat adalah melakukannya dengan penuh kekhusyu'an. Sikap khusyu' ini tidak hanya ditampakkan pada anggota badan saja, tetapi juga hatinya harus khusyu'. Jika hanya anggota badan yang khusyu, sedangkan hatinya tidak khusyu', maka ini adalah keadaan orang munafik.

Dalam kitab Tsalatsun wa Tsalatsuna Sababan lil Khusyu' fish Shalat, Muhammad Shalih Al-Munajid membawakan sebuah bab tentang menyembunyikan khusyu' dalam shalat yang ringkasnya berikut ini.

Dahulu, Hudzaifah pernah mengatakan, "Hati-hatilah kalian terhadap khusyu' yang munafik." Ketika ditanyakan kepadanya, "Apakah yang dimaksud dengan khusyu' munafik?" Hudzaifah menjawab, "Jika kamu memperlihatkan tubuhmu seperti khusyu', sedangkan hatimu tidak khusyu'."

Al-Fudhail bin Iyadh mengatakan, "Termasuk hal yang dimakruhkan ialah bila seseorang memperlihatkan kekhusyu'an dengan penampilan yang melebihi dari apa yang terkandung di dalam hatinya."

Salah seorang ulama salaf pernah melihat seorang lelaki kedua pundak dan tubuhnya, maka dia menegurnya dengan mengatakan, "Hai Fulan, khusyu' letaknya di sini (seraya berisyarat ke arah dadanya), bukan di sini (seraya berisyarat ke arah kedua pundaknya)."

Ibnu Qayyim dalam keterangannya mengenai beda antara khusyu' iman dan khusyu' munafik, mengatakan sebagai berikut, "Khusyu' iman ialah khusyu'nya hati seseorang kepada Allah dengan penuh rasa mengagungkan, memuliakan, menghormati, menyegani, dan merasa malu kepada-Nya.

"Selanjutnya, hati orang yang bersangkutan merendahkan diri kepada Allah penuh dengan perasaan takut, malu, cinta, segan, dan mengakui segala nikmat Allah serta mengakui pula kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya terhadap Allah. Dengan demikian, sudah dipastikan hatinya menjadi khusyu', kemudian akan diikuti oleh semua anggota badannya.

"Berbeda halnya dengan khusyu' munafik, maka semua anggota badannya kelihatan dibuat-buat dan dipaksakan untuk khusyu', sedangkan hatinya tidak khusyu'."

Dalam kitab Madarijus Salikin disebutkan bahwa 'Umar bin Khaththab pernah melihat seseorang yang melengkungkan lehernya tatkala shalat. Maka 'Umar berkata kepada orang itu, "Hai pemilik leher, tegakkanlah lehermu, karena khusyu' itu tidak terletak di leher, tapi di dalam hati."

Salah satu untuk menggapai khusyu' yaitu mengatakan kepada diri sendiri sesaat sebelum shalat bahwa shalat yang akan dilakukannya merupakan shalat terakhir baginya. Muadz bin Jabal pernah berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, jika engkau melakukan shalat maka shalatlah seakan-akan itu shalat terakhirmu, janganlah engkau mengira bahwa engkau akan mengulanginya lagi selamanya."


*Sukoharjo, 22 Oktober 2012


0 komentar:

Posting Komentar

PROMO BUKU

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...