Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Wa'il berkata, "Bahwasanya Abdullah bin Mas'ud memberi nasehat kepada masyarakat setiap hari Kamis. Lalu salah seorang bertanya kepadanya, 'Wahai Abu Abdurrahman, alangkah senangnya saya jika engkau memberi nasehat kepada kami setiap hari.'
Abdullah bin Mas'ud menjawab, 'Yang menghalangiku untuk melakukan hal itu adalah saya khawatir kalian bosan. Maka, aku menasehati kalian dengan tidak terus-menerus., sebagaimana Rasulullah melakukan hal itu kepada kami karena khawatir rasa bosan menimpa kami.'"
Abdullah bin Mas'ud menasehati manusia setiap hari Kamis, sekali dalam sepekan, tidak lebih dari itu, walaupun orang-orang memintanya lebih dari itu. Abdullah bin Mas'ud menerangkan bahwa Rasulullah juga melakukan hal yang sama, dan ia juga ingin mengikuti sunnah Nabi, serta menerangkan hikmah perbuatannya itu.
Ada beberapa faedah yang dapat dipetik dari hadits di atas, sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Shalih Ahmad Asy-Syami dalam kitabnya Mawa'izhu Ash-Shahabah, yaitu:
- Bahwasannya Nabi menasehati manusia, dan tidak memperbanyak nasehat sehingga tidak membuat mereka merasa jenuh.
- Bahwasanya nasehat ini tidak berkaitan dengan wahyu yang harus segera disampaikan, apalagi ia berkaitan dengan waktu tertentu. Ini berarti sasaran dari peringatan itu adalah memberikan nasehat, dan mengingatkan sesuatu yang telah disampaikan sebelumnya, atau perkara-perkara yang berkaitan dengan akhlak serta hari Kiamat.
- Bahwasanya para Sahabat mengambil peran mereka dengan melaksanakan kewajibannya, yaitu menasehati manusia setelah wafatnya Rasulullah. Dan di antara mereka adalah Abdullah bin Mas'ud dan yang lainnya.
- Bahwasannya para Sahabat mencontoh Rasulullah dalam segala macam amalannya.
*Sukoharjo, 26 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar