MUSLIMAH

Menuju Insan yang Shalihah

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

MUTIARA DAKWAH

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

18 Mei 2013

Faktor-faktor Menurunnya Iman


Bila seorang muslim dituntut mengetahui faktor-faktor penguatnya iman agar dia menerapkannya, maka demikian juga dia dituntut untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mengurangi iman agar dia waspada dan menjauhinya. Dan perlu disampaikan terlebih dahulu bahwa menyepelekan masalah faktor-faktor kembang kempesnya iman termasuk faktor utama lemahnya iman.

Faktor-faktor lemahnya iman banyak sekali, namun dapat diklasifikasikan menjadi dua: faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar).

Adapun faktor internal adalah sebagai berikut, di antaranya:
  1. Kejahilan/Kebodohan Tentang Ilmu Agama
  2. Kelalaian
  3. Berbuat Dosa
  4. Jiwa yang Mengajak pada Kejelekan

Sementara itu, faktor-faktor eksternal (luar) juga banyak sekali, di antaranya:
  1. Setan
  2. Fitnah Gemerlapnya Dunia
  3. Teman yang Jelek


Faktor Internal

1. Kejahilan/Kebodohan Tentang Ilmu Agama
Sebagaimana ilmu adalah faktor bertambahnya iman, maka demikian juga sebaliknya, kejahilan adalah faktor utama lemahnya iman. Jika ilmu adalah sumber segala kebaikan maka demikian juga kejahilan adalah sumber segala kejelekan.

Orang yang berbuat syirik, dosa, kezaliman, dan kemaksiatan, sebab utamanya adalah kejahilan. Allah عزّوجلّ berfirman:
قَالُواْ يَا مُوسَى اجْعَل لَّنَا إِلَـهاً كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
Bani Israil berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)." Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)." (QS. al-A'raf[7]: 138)

Oleh karena itu, para ulama salaf seperti Abu Aliyah, Qatadah, Mujahid, dan sebagainya menyebutkan bahwa setiap orang berbuat dosa maka dia adalah jahil.1 Mengapa demikian? Syaikhul Islam menjelaskan karena ilmu yang sejati adalah ilmu yang mencegah seorang dari menyelisihi apa yang dia ketahui berupa ucapan atau perbuatan.2

Maka kejahilan adalah penyakit ganas yang menjerumuskan pemiliknya kepada jurang kebinasaan. Oleh karenanya hendaknya seorang untuk bersegera mengobatinya dengan ilmu yang bermanfaat agar dia tidak terus bergelimang dalam kejahilan.

2. Kelalaian

Kelalaian dan sikap acuh adalah sifat orang-orang kafir dan munafik. Allah سبحانه و تعالى sering mencelanya dalam al-Qur'an. Allah عزّوجلّ berfirman:
وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. Yunus [10]: 92)

يَعْلَمُونَ ظَاهِراً مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS. ar-Rum [30]: 7)

Maka tanyakanlah pada dirimu: "Sampai kapankah kelalaian ini?" Sudah saatnya Anda bangun dan sadar dari kelalaian Anda selama ini untuk menuju ketaatan kepada Allah عزّوجلّ.

3. Berbuat Dosa
Dosa sangat mempengaruhi lemahnya iman. pengaruhnya bertingkat-tingkat sesuai dengan jenisnya apakah dosa kecil atau besar, waktunya, ukurannya, pelakunya dan lain sebagainya.

Dan sebagai penopang seorang hamba agar tidak terjerumus dalam kubang dosa adalah hendaknya dia selalu ingat bahwa dosa akan menimbulkan bahaya dan dampak negatif yang sangat berbahaya bagi dirinya dan orang lain.
 
4. Jiwa yang Mengajak pada Kejelekan
Hampir tidak ada manusia yang lepas dari jiwa yang mengajak kepada keburukan ini kecuali orang-orang yang diberi taufik oleh Allah عزّوجلّ.
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ رَبِّيَ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Yusuf [12]: 53)

Jiwa yang mengajak kepada keburukan ini sangat berbahaya bagi iman seorang hamba jika dilepas kendalinya begitu saja. Sebab itu, hendaknya seorang hamba selalu berintrospeksi dan berusaha mengekang nafsunya dari kejelekan sehingga dia selamat dari mara bahaya.

Faktor Internal
 
1. Setan
Setan memiliki misi dan ambisi untuk merusak iman seorang hamba. Jika seorang hamba pasrah dan menyerah pada bisikan dan godaan setan, maka dia akan menjadi budak setan dan akan semakin lemah imannya. Karena itu, Allah عزّوجلّ mengingatkan kita semua agar berhati-hati dari tipu daya setan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (QS. an-Nur [24]: 21)

Maka bagi setiap hamba yang ingin menyuburkan imannya untuk melawan nafsunya agar tidak tertipu dengan godaan dunia yang sangat banyak sekali. Dan hal itu terwujudkan dengan dua hal:
Pertama: Memahami bahwa dunia ini finishnya adalah fana dan kehancuran.
Kedua: Menyongsong kehidupan akhirat yang penuh nikmat dan abadi.

Ibnul Jauzi رحمه الله berkata, "Sewajibnya bagi setiap hamba yang berakal untuk waspada dari tipu daya setan yang telah memproklamasikan permusuhannya sejak masa Nabi Adam عليه السلام. Dia telah menghabiskan seluruh umurnya untuk merusak anak Adam."1

Setan adalah musuh bebuyutan yang sangat berambisi untuk merusak iman dan aqidah. Barangsiapa yang tidak membentengi dirinya dengan dzikir kepada Allah سبحانه و تعالى dan berlindung kepada-Nya maka dia akan menjadi prajurit setan yang terombang-ambing dalam dosa. Sungguh, alangkah malangnya dan rusaknya iman prajurit setan!!

2. Fitnah Gemerlapnya Dunia
Termasuk perusak iman adalah sibuk dengan gemerlapnya dunia dan mengikuti arus godaan dunia. Ibnul Qayyim رحمه الله berkata, "Semakin manusia cinta terhadap dunia maka semakin malas dari ketaatan dan amal untuk akhirat sesuai dengan kadarnya."1

Oleh sebab itu, Allah عزّوجلّ banyak menjelaskan dalam al-Qur'an tentang hinanya dunia dan celaan terhadanya, di antaranya firman Allah سبحانه و تعالى:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. al-Hadid [57]: 20)

3. Teman yang Jelek
Mereka adalah perusak iman dan akhlak yang sangat dominan. Nabi صلى الله عليه وسلم pernah bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seorang itu berdasarkan agama temannya, maka hendaknya seseorang melihat dengan siapakah dia berteman." (HR. Abu Dawud 13/179 - Aunul Ma'bud, Tirmidzi 4/589, Ahmad 2/203, al-Hakim 4/171; hadits ini hasan. Lihat Silsilah Ahadits ash-Shahihah 2/634 oleh al-Albani.)
 
Islam melarang kita berteman dengan teman-teman yang rusak karena tabiat manusia itu meniru temannya. Bila dia berteman dengan para penuntut ilmu maka akan bangkit semangat menuntut ilmu. Bila berteman dengan orang yang cinta dunia maka akan bangkit cinta dunia, dan demikian seterusnya.

Maka hendaknya seorang memilih teman-teman yang baik sehingga membuahkan kebaikan dan manf aat baginya serta pengaruh yang positif baginya dan sebaliknya hendaknya mewaspadai dari teman-teman yang rusak karena pengaruh mereka sangatlah besar. Betapa banyak orang baik menjadi rusak karena teman.

Termasuk dalam hal ini pada zaman kita sekarang adalah duduk menyaksikan parabola dan situs-situs rusak yang beredar di dunia maya yang diselundupkan oleh musuh-musuh Islam ke rumah-rumah kaum muslimin sehingga menyebarlah racun-racun yang ganas.

Maka hendaknya bagi kaum muslimin untuk menjaga dirinya dan rumahnya dari perusak-perusak iman.

Hanya kepada Allah عزّوجلّ kita memohon agar Allah memantapkan iman kita dan menghindarkan kita semua dari perusak-perusaknya., Amin…[]

 
Sukoharjo, 17 Mei 2013
 
Dikutip dari:
Faktor-faktor Pasang Surutnyanya Iman. Disadur secara bebas oleh Ustadz Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi dari kitab Asbabu Ziyadatil Iman wa Nuqshanihi karya Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad. Ebook oleh http://ibnumajjah.wordpress.com


0 komentar:

Posting Komentar

PROMO BUKU

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...