Dalam kitab Mukhtashar Minhajil Qashidin disebutkan kisah Imam Syafi’i ketika menjelang kematiannya. Al-Muzani menuturkan, “Aku membesuk Imam Syafi’i ketika sedang sakit yang menyebabkan kematiannya. Aku menanyainya, ‘Bagaimana keadaan Anda?’
Dia menjawab, ‘Aku akan pergi dari dunia, akan meninggalkan saudara, akan bertemu amal jahatku, akan meminum dari cawan kematian, dan akan datang kepada Allah, sementara aku tidak mengetahui apakah ruhku akan ke Surga sehingga aku akan mengucapkan selamat kepadanya atau akan ke Neraka sehingga aku akan mengucapkan belasungkawa untuknya.’
Kemudian dia melantunkan syair:
Tatkala hatiku telah keras dan semua jalanku telah buntu
Aku menjadikan harapanku pada ampunan-Mu sebagai tangga
Aku menganggap besar dosaku, tapi saat aku membandingkannya
Dengan ampunan-Mu, wahai Tuhanku, maka ia lebih besar
Engkau senantiasa mempunyai ampunan untuk dosa
Engkau memberi dan mengampuni murni karena kedermawaan
*Sukoharjo, 12 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar