Salah satu keyakinan orang-orang beriman yaitu meyakini adanya alam barzakh sesudah kematian. Dalam Aqidah Wasithiyah disebutkan, “Dan termasuk beriman dengan hari akhir adalah beriman dengan segala sesuatu yang Nabi kabarkan tentang apa yang terjadi setelah mati. Maka Ahlussunnah beriman (mempercayai) dengan fitnah kubur dan beriman dengan azab kubur dan nikmat kubur.”
Fitnah kubur adalah benar adanya. Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin memberikan penjelasan, “Fitnah di sini bermakna ujian. Yang dimaksud dengan fitnah kubur adalah apabila selesai dikubur akan diajukan kepada mayit pertanyaan-pertanyaan berupa pertanyaan tentang Rabbnya, agamanya dan nabinya. Sesungguhnya Ahlussunnah wal Jamaah beriman kepada fitnah kubur karena Al-Quran dan Assunnah telah menerangkan demikian.”
Sesungguhnya fitnah kubur sangat dahsyat. Dan orang-orang yang beriman akan melalui fitnah kubur dengan selamat dan mendapat janji surga dari Allah. Bagi orang-orang beriman, Allah benar-benar memberi kabar gembira. Kabar gembira ini tentu akan menenteramkan orang-orang yang beriman.
Allah memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin tentang hal tersebut. Melalui lisan Rasul-Nya, Allah mengabarkan kejadian dicabutnya ruh dari jasad kemudian dinaikkan ruh tersebut ke langit dan kemudian diturunkan kembali ke bumi ke alam kubur.
Perjalanan ruh orang-orang beriman sejak berpisah dengan raganya hingga ke alam barzakh dikisahkan oleh Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Al Barra’ bin ‘Azib berikut ini.
***
Kami berangkat bersama Nabi mengiringi seorang jenazah Anshar. Lantas kami sampai pekuburan. Ketika tanah digali, Rasulullah duduk dan kami duduk di sekitarnya, seolah-olah kepala kami ada burung-burung sedang tangan beliau membawa dahan yang beliau pukulkan ke tanah.
Beliau tengadahkan kepala beliau ke langit dan bersabda, “Mintalah kalian perlindungan kepada Allah dari siksa kubur.” (Beliau mengucapkannya dua atau tiga kali).
Kemudian beliau bersabda, “Seorang hamba mukmin jika berpisah dari dunia dan menghadapi akhirat, malaikat dari langit turun menemuinya dengan wajah putih seolah-olah wajah mereka matahari. Mereka membawa sebuah kafan dari kafan surga dan minyak wangi dari minyak wangi surga hingga duduk di sisinya (yang besarnya malaikat tersebut) sejauh mata memandang. Kemudian malaikat maut datang hingga duduk di sisi kepalanya dan berucap, ‘Wahai jiwa yang tenang, sambutlah olehmu ampunan Allah dan keridhaan.’”
Nabi bersabda, “Lantas jenazah tersebut mengalir sebagaimana tetesan air mengalir dari mulut kendi dan malaikat mencabutnya. Jika malaikat mencabutnya, ia tidak membiarkannya di tangannya sekejap mata pun hingga ia cabut rohnya dan ia masukkan dalam kafan dan minyak wangi tersebut. Maka si mayit meninggal dunia sebagaimana halnya aroma minyak wangi paling harum yang ada dimuka bumi.”
Nabi bersabda, “Malaikat tersebut lantas membawa naik jenazah itu, hingga tidaklah mereka melewati sekawanan malaikat selain mereka bertanya-tanya, ‘Oh, oh, oh, roh siapa sewangi ini?’
Para malaikat menjawab, ’Amboi, ini roh si fulan anak si fulan’, dan mereka sebut dengan nama terbaiknya yang manusia pergunakan untuk menyebutnya ketika di dunia, begitulah terus hingga mereka sampai ke langit dunia dan mereka meminta dibukakan, lantas dibukakan.
Para malaikat ahli taqarrub mengabarkan berita kematiannya kepada penghuni langit berikutnya hingga sampai ke langit ke tujuh, lantas Alllah 'azza wajalla berfirman, ‘Tulislah catatan hamba-Ku di 'iliyyin dan kembalikanlah ia ke bumi, sebab darinya Aku mencipta mereka dan ke dalamnya Aku mengembalikan, serta darinya Aku membangkitkan sekali lagi.”
Nabi bersabda, “Lantas rohnya dikembalikan ke jasadnya, kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukkannya dan bertanya, 'Siapa Tuhanmu?'.Ia menjawab, 'Tuhanku Allah'.
Tanya keduanya, ‘Apa agamamu?’‘Agamaku Islam,’ jawabnya.
Keduanya bertanya, ‘Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki yang diutus kepada kamu ini?’Si mayit menjawab, ‘Dia Rasulullah’.
Keduanya bertanya, ‘Dari mana kamu tahu?’Ia menjawab, ‘Aku membaca kitabullah sehingga aku mengimaninya dan membenarkannya.’
Lantas ada Penyeru di langit memanggil-manggil, ‘Hamba-Ku benar, hamparkanlah surga baginya dan berilah pakaian surga, dan bukakanlah pintu baginya menuju surga.”
Nabi bersabda, “Maka hamba itu memperoleh bau harum dan wangi surga dan kuburannya diperluas sejauh mata memandang. Lantas ia didatangi oleh laki-laki berwajah tampan, pakainnya indah, wanginya semerbak, dan malaikat itu berucap, ‘Bergembiralah dengan kabar yang menggembirakanmu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu’.
Si mayit bertanya, ‘Siapa kamu ini sebenarnya, wajahmu adalah wajah yang mendatangkan kebaikan’.Si laki-laki tampan menjawab, ‘Aku adalah amalan salehmu’.
Lantas hamba tadi meminta, ‘Ya Rabbi, tolong jadikan Kiamat sekarang juga sehingga aku bisa kembali menemui keluargaku dan hartaku.’”
***
Demikianlah perjalanan panjang ruh menuju alam barzakh. Orang-orang beriman –atas taufik dari Allah- mampu melewati fitnah kubur. Mereka mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat di dalam kubur. Jawaban yang benar yang Allah teguhkan pada orang-orang beriman ialah, “Rabb-ku adalah Allah, agamaku Islam, dan Nabiku Muhammad.”
Allah berfirman, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)
Dalam menafsirkan ayat tersebut, Ibnu Katsir membawakan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari bahwa Nabi bersabda: “Apabila (jenazah) seorang muslim sudah didudukkan dalam kuburnya maka dia akan dihadapkan (pertanyaan malaikat), kemudian ia bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah. Itulah perkataan seorang muslim sebagaimana firman Allah, ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’”
Dalam kitabnya At-Ta’liqat Al-Mukhtasharah ‘ala Matni Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, Shalih bin Fauzan Al-Fauzan menjelaskan, "Kesaksian seorang mukmin di dalam kubur ini disebabkan imannya kepada Allah dan Rasul-Nya bukan karena belajar atau berwawasan luas. Barangsiapa yang tidak memiliki iman, ia tidak akan bisa menjawab, yaitu orang munafik yang menampakkan iman di dunia dan menyimpan kekufuran di dalam batinnya. Ia (orang munafik) tidak akan bisa menjawab, dan hanya akan mengatakan, 'Ah... ah... saya tidak tahu, aku mendengar orang mengatakan sesuatu maka aku mengatakannya.'"
Alam barzakh ialah negeri tempat singgah sementara sebelum akhirnya menuju negeri keabadian. Bagi orang-orang yang beriman dan dianugerahi rahmat oleh Allah, alam barzakh (kubur) dikatakan oleh Ath-Thahawi sebagai, “kebun indah di antara kebun-kebun surga.”
***
Referensi:
Ibnu Katsir. Tafsir Al-Qur’anil Adzim. Peneliti dan Peringkas: Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh. (Terjemahan: Tafsir Ibnu Katsir. 2008. Jakarta: Penerbit Pustaka Imam Syafi’i)
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyah bab Al-Iman bil Yaumil Akhir. (Terjemahan: Ada Apa Setelah Kematian. 2008. Tangerang: Pustaka Al-Isnaad)
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan. At-Ta’liqat Al-Mukhtasharah ‘ala Matni Al-Aqidah Ath-Thahawiyah. (Terjemahan: Penjelasan Matan Al-Aqidah Ath-Thahawiyah. Cetakan V. 2013. Jakarta: Darul Haq)
***
Sukrisno Santoso
Ditulis saat pagi pada hari Senin, 5 Mei 2014, di rumah, Kota Sukoharjo
Sukrisno Santoso
Ditulis saat pagi pada hari Senin, 5 Mei 2014, di rumah, Kota Sukoharjo
0 komentar:
Posting Komentar