MUSLIMAH

Menuju Insan yang Shalihah

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

MUTIARA DAKWAH

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

3 Mei 2014

Jenis-jenis Mimpi Menurut Islam

Jenis-jenis Mimpi Menurut Islam

Sebagian orang mengatakan bahwa mimpi sekadar bunga tidur. Sebagian yang lain berucap bahwa mimpi adalah angan-angan yang tak nyata. Sedangkan yang lain mengemukakan pendapat bahwa mimpi itu tidak ada artinya apa-apa. Lalu bagaimanakah Islam memandang masalah mimpi?

Dalam Islam, mimpi mempunyai kedudukan yang tinggi. Para Nabi mendapatkan wahyu dari Allah, salah satunya melalui mimpi. Sebagaimana yang terjadi pada Nabi Ibrahim. Allah mewahyukan kepadanya untuk menyembelih anaknya melalui perantara mimpi. Allah berfirman, “Ibrahim berkata, ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’” (QS. Ash-Shaffat: 102)

Berdasarkan wahyu Allah yang diturunkan melalui mimpi tersebut, Nabi Ibrahim berniat menyembelih anaknya, Ismail. Namun, kemudian Allah menggantinya dengan hewan ternak. Dari peristiwa yang berawal dari mimpi Nabi Ibrahim tersebut, kini umat Islam memperingati Hari Raya Idhul Adha dengan menyembelih hewan kurban.

Demikian halnya dengan Nabi Yusuf yang bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; dan semuanya sujud kepadanya. Allah berfirman, “(ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, ‘Wahai ayahku, Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.’” (QS. Yusuf: 4)

Dalam menafsirkan ayat tersebut, Ibnu Katsir mengemukakan, “Ibnu Abbas berkata, ‘Mimpi para nabi itu merupakan wahyu.’ Para ulama tafsir telah membicarakan ta’bir (penafsiran) mimpi Nabi Yusuf itu bahwa sebelas bintang menunjukkan saudara-saudaranya yang berjumlah tepat sebelas orang laki-laki, sedang matahari dan bulan menunjukkan pada ibu dan bapaknya.”

“Tafsir dari mimpi tersebut,” lanjut Ibnu Katsir, “menjadi kenyataan 40 tahun kemudian. Ada pula yang mengatakan 80 tahun kemudian. Yaitu ketika ia menaikkan kedua orang tuanya di atas singgasananya, sementara saudara-saudaranya berada di depannya, sedang mereka semua sujud kepadanya, dan Yusuf berkata, “Wahai ayahku, inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan,” (QS. Yusuf: 100)

Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya menulis bab “Permulaan Wahyu”. Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskannya dalam Fathul Bari’, “...turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad tidak berbeda dengan cara turunnya wahyu kepada nabi-nabi sebelumnya. Seperti cara turunnya wahyu pertama kali kepada para nabi adalah dengan mimpi, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam kitab Dalail dengan sanad hasan dari Alqamah bin Qais, teman Ibnu Mas'ud, dia berkata, “Sesungguhnya wahyu yang pertama turun kepada para nabi adalah dengan cara mimpi sehingga hati mereka menjadi tenang, setelah itu Allah menurunkan wahyu kepada mereka dalam keadaan sadar.”

Mimpi yang benar juga dialami oleh orang-orang saleh. Bahkan mimpi tersebut merupakan bagian dari nubuwah. Rasulullah bersabda, “Mimpi yang baik dari orang yang saleh adalah satu dari 
empat puluh enam bagian kenabian (nubuwah).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan, “Mimpi seorang mukmin adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian.”

Adakalahnya seseorang bermimpi yang baik, melihat sesuatu yang indah dan menyenangkan. Di lain waktu bisa jadi ia bermimpi sebaliknya, yaitu mimpi yang buruk dan menakutkan. Di lain waktu, ia bermimpi mendapatkan apa yang diinginkannya atau melakukan kegiatan yang menjadi kebiasaannya.

Dari berbagai keadaan tersebut, mimpi dapat digolongkan menjadi tiga jenis. Pembagian jenis mimpi ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad beliau telah bersabda, “Apabila hari kiamat sudah dekat, maka jarang mimpi seorang muslim yang tidak benar dan orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling benar bicaranya. Mimpi seorang muslim adalah satu bagian dari empat puluh lima bagian kenabian.

Mimpi itu sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Mimpi yang baik adalah berita gembira dari Allah.
2) Mimpi yang menyedihkan adalah dari syetan.
3) Mimpi dari bisikan (angan-angan) dari diri sendiri.

Apabila ada seseorang yang bermimpi yang tidak ia sukai, maka bangunlah dan laksanakan shalat serta jangan menceritakan mimpinya kepada orang lain.”

Abdullah bin Muhammad Ath-Thayar menjelaskan –setelah menyebutkan beberapa nash tentang mimpi, “Ru’ya (mimpi) itu tidak keluar dari tiga hal berikut ini:
1) Ru’ya shalihah (mimpi yang baik), yang tidak sedikitpun mengandung sesuatu yang dibenci oleh orang yang melihatnya. Bahkan, di dalamnya terdapat kemaslahatan agama dan dunia.

2) Ru’ya (mimpi) yang merupakan upaya setan untuk menimbulkan rasa duka cita bagi orang yang melihatnya. Mimpi ini dari setan.

3) Ru’ya al-khathir (mimpi lintasan pikiran), yang dinamakan juga oleh Nabi dengan bisikan jiwa seseorang. Adapun, hakikatnya ialah sibuknya alam pikiran seseorang dengan satu permasalahan lalu ia tertidur, kemudian ia melihat hal-hal yang menyibukkan pikirannya tadi. Ini termasuk hal-hal yang tidak ada bahaya ataupun manfaatnya.”

***
Referensi:
Ibnu Katsir. Tafsir Al-Qur’anil Adzim. Peneliti dan Peringkas: Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh. (Terjemahan: Tafsir Ibnu Katsir. 2008. Jakarta: Penerbit Pustaka Imam Syafi’i)

Ibnu Hajar Al-Asqalani. Fathul Bari’ Syarh Shahih Bukhari. (Terjemahan: Fathul Bari’: Penjelasan Kitab Shahih Bukhari. 2002. Jakarta: Penerbit Putaka Azzam. Ebook oleh kampungsunnah.co.nr)

Khalid Al-Anbari & Abdullah bin Muhammad Ath-Thayar. Kamus Tafsir Mimpi. 2008. Kartasura: Penerbit Pustaka Ar-Rayyan)

***
Sukrisno Santoso
Ditulis saat sepertiga malam terakhir pada hari Jumat, 2 Mei 2014, di basecamp IMTAQ, Kota Sukoharjo


0 komentar:

Posting Komentar

PROMO BUKU

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...