Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam kitabnya Syarh Ushul Iman menyebutkan tiga macam buah iman kepada takdir.
1. Tawakkal kepada Allah di saat mengerjakan sebab, tidak bersandar kepada sebab itu sendiri, karena segala sesuatu ditentukan dengan takdir Allah.
Ketika Anda meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditakdirkan oleh Allah, niscaya Anda akan merasa tenang dengan segala hal yang menimpa Anda. Kemudian Anda akan mengerjakan sebab-sebab atau usaha untuk menghadapi cobaan atau kesulitan yang menimpa dan Anda akan tawakal kepada-Nya. Dengan begitu, hati Anda akan tenang, jiwa Anda akan tenteram, dan kehidupan Anda akan damai karena Anda selalu menggantungkan diri kepada Allah.
2. Agar seseorang tidak mengagumi dirinya ketika tercapai apa yang dicita-citakan. Karena tercapainya cita-cita merupakan nikmat dari Allah yang telah ditakdirkan-Nya dengan memudahkan sebab-sebab keberhasilan. Sedangkan sifat mengagumi diri akan dapat melupakan syukur kepada nikmat Allah.
Iman kepada takdir akan menghantarkan Anda pada sikap tawadhu’ dan syukur. Ketika Anda menyadari bahwa kesuksesan yang Anda raih, harta benda yang Anda peroleh, dan kemuliaan yang Anda sandang merupakan takdir Allah, maka Anda tidak akan mengagumi diri sendiri, tidak akan ujub, dan tidak akan menyombongkan diri.
3. Menimbulkan ketenangan serta kepuasan jiwa terhadap seluruh takdir yang terjadi, tidak gelisah karena hilangnya sesuatu yang disukai atau sesuatu yang tidak disukai menimpanya. Karena dia tahu bahwa hal itu terjadi dengan takdir Allah, Pemilik langit dan bumi dan bahwa hal itu pasti akan terjadi. Musibah yang menimpa Anda sudah ditakdirkan oleh Allah, jadi mengapa Anda terlalu bersedih.
Hilangnya harta benda yang Anda kumpulkan juga takdir Allah, jadi mengapa Anda dirudung duka. Perginya orang-orang yang Anda kasihi juga takdir Allah, jadi mengapa Anda tenggelam dalam kenestapaan. Bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama Anda.semua hal sudah Allah takdirkan, jadi janganlah bersedih, gundah, dan gelisah.
0 komentar:
Posting Komentar