Wanita diciptakan berbeda dengan laki-laki. Wanita lebih mempunyai perasaan. Hatinya selembut salju dan sebening embun. Dalam emosinya ada bermacam-macam perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Kita lihat wanita minum dan makan dengan hati-hati. Kita lihat wanita berjalan dengan pelan-pelan. Kita dengar wanita berbicara dengan lirih. Kita lihat wanita memerah pipinya tatkala mendapat pujian. Kita lihat wanita lebih malu daripada laki-laki. Malu adalah perhiasan terindah bagi wanita. Kita lihat wanita yang senantiasa menundukkan pandangan begitu dihormati dan disegani oleh orang lain.
Berbeda dengan wanita yang tertawanya keras di depan laki-laki. Atau yang berjalan cepat-cepat dengan langkah panjang. Atau yang suaranya mendayu-dayu, yang berpakaian tidak menutup aurat, yang menebar senyum dan fitnah bagi laki-laki. Wanita seperti itu tidaklah dihormati atau disegani. Wanita seperti itu hanya akan menyenangkan syahwat laki-laki, yang tidak pantas disebut wanita muslimah.
Kemuliaan wanita terukur seberapa besar rasa malunya. Malu adalah perhiasan Anda yang terindah.
MENANGISLAH!
Paradigma umum memandang bahwa wanita identik dengan menangis. Ya, karena memang wanita dianugrahi Allah perasaan yang lembut dan mudah tersentuh. Seberapa seringkah Anda menangis? Karena apa Anda menangis? Karena bersedih, karena ditinggal orang yang disayangi, karena ditimpa musibah. Maka, saya bertanya kepada Anda seberapa seringkah Anda menangis di hadapan Allah karena teringat akan dosa yang pernah Anda lakukan? Seberapa seringkah Anda menangis karena takut kepada-Nya?
Paradigma umum memandang bahwa wanita identik dengan menangis. Ya, karena memang wanita dianugrahi Allah perasaan yang lembut dan mudah tersentuh. Seberapa seringkah Anda menangis? Karena apa Anda menangis? Karena bersedih, karena ditinggal orang yang disayangi, karena ditimpa musibah. Maka, saya bertanya kepada Anda seberapa seringkah Anda menangis di hadapan Allah karena teringat akan dosa yang pernah Anda lakukan? Seberapa seringkah Anda menangis karena takut kepada-Nya?
0 komentar:
Posting Komentar