Seorang dokter wanita berteriak, “Ambillah ijazahku dan berilah aku suami.”
Kisah ini adalah kisah seorang wanita yang sukses menggapai karirnya sebagai dokter sebagaimana yang dimuat dalam kitab Thariq Sa’adah. Setelah perjuangannya yang berat dalam mendaki puncak karirnya tersebut, wanita ini merasakan bahwa ia tidak merasakan kebahagiaan. Ia merasa hidup ini sempit.
Saat ia memasuki kantornya, ia menggambarkan bahwa kantornya ibarat kuburan atau penjara yang menyengsarakannya. Pakaian jaket khas dokter yang ia kenakan diibaratkan sebagai pakaian besi yang mengukungnya dalam kenestapaan. Dan stetoskop yang mengalungi lehernya ia ibaratkan sebagai tali yang membelit lehernya. Wanita ini berada pada puncak karirnya, tetapi ia belum mendapatkan seorang suami. Nalurinya sebagai wanita terusik. Ia ingin mendapatkan kebahagiaan sejati. Bukan ketenaran, bukan kesuksesan karir, bukan harta yang melimpah.
Akhirnya ia berteriak, “Ambillah ijazahku, jaketku, dan semua referensiku. Ambillah kebahagiaan palsu, dan perdengarkan kepadaku kalimat, ’Mama…’”
Renungkanlah wahai saudariku,
Ambillah pelajaran dari kisah di atas. Juga ambillah pelajaran dari perkataan artis dunia yang mencapai kesuksesan karir dan bergelimangan kemewahan, Marilyn Monroe. Marilyn Monroe, yang pada masanya banyak dipuja kaum laki-laki maupun kaum wanita, pernah berkata,
“Waspadalah kepada ketenaran dan kepada setiap orang yang memberimu fasilitas mewah untuk menjadi bintang. Sesungguhnya saya adalah wanita yang paling sengsara di muka bumi ini karena tidak bisa menjadi seorang ibu. Sebenarnya saya ingin menjadi wanita yang mengurus rumah tangga dan keluarga. Kebahagiaan wanita hakiki adalah pada kehidupan keluarga yang terhormat dan suci. Semua orang telah merusak hidup saya. Bekerja di sinema hanya membuat harga seorang wanita menjadi murah dan tidak berguna walaupun kelihatannya terkenal.”
Pada masa sekarang banyak wanita yang lebih mementingkan karir daripada memenuhi kebutuhan nalurinya sebagai seorang wanita yang mendambakan seorang suami dan mendambakan seorang bayi mungil yang memanggilnya, “Mama…”. Perkembangan zaman mempengaruhi para wanita untuk meninggalkan rumah dan mengejar karirnya. Banyak yang berpikiran wanita karir yang sukses akan mendapatkan kebahagiaan.
Ingatlah wahai saudariku, naluri Anda sebagai wanita tidak akan pernah bisa dibendung dalam waktu lama. Anda mempunyai keinginan untuk membina rumah tangga dengan seorang laki-laki yang Anda cintai dan ia pun mencintai Anda. Kemudian Anda mendambakan memilik seorang “malaikat kecil” yang akan selalu kau jaga dan sayangi. Itulah fitrah wanita. Jadi, jangan sampai karir Anda mengambil kebahagiaan hidup Anda dan menggantinya dengan kenestapaan.
1 komentar:
artikel yang sangat bagus,
Posting Komentar