MUSLIMAH

Menuju Insan yang Shalihah

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

MUTIARA DAKWAH

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

21 Agustus 2012

Wala' dan Bara' dalam Islam Karya Shalih bin Fauzan Al-Fauzan (Download Ebook)



Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan berkata:
"Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang menempuh jalan dengan
petunjuknya. Setelah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, maka wajib bagi setiap muslim untuk mencintai para wali-wali Allah dan membenci musuh-musuh-Nya.

Termasuk dari dasar-dasar aqidah Islam, bahwa setiap muslim yang beragama Islam lagi bertauhid wajib untuk:

  • Ber-wala’ (sikap setia, loyal) terhadap orang-orang yang beraqidah Islam dan memusuhi orang-orang yang menentangnya. 
  • Mencintai orang yang bertauhid yang mengikhlaskan ibadahnya untuk Allah.
  • Membenci orang-orang musyrik yang memusuhi akidah tersebut.

Ebook ini berisi beberapa pembahasan, yaitu:

  1. Wala' dan Bara' dalam Islam (Pengantar) 
  2. Beberapa Fenomena yang Tampak dari Sikap Wala' terhadap Orang Kafir
  3. Beberapa Fenomena yang Tampak dari Sikap Wala' terhadap Kaum Muslimin 
  4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Wala' dan Bara' 
  5. Pembagian Manusia dalam Masalah Wala' wal Bara'


Download ebook Wala' dan Bara' dalam Islam karya Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
DOWNLOAD


1 Agustus 2012

Wanita Shalihah, Wanita Idaman


WANITA SHALIHAH, WANITA IDAMAN

Wanita shalihah ...
Akhlaknya mulia seperti mulianya intan permata
Wajahnya cerah memanjakan pandangan mata
Tatapannnya teduh menyejukkan jiwa
Seperti oase di tengan sahara yang memuaskan dahaga
Tutur katanya selembut sutra
Menenteramkan hati yang gundah dan lara
Setiap geraknya adalah keanggunan
Diamnya adalah kewibawaan
Senyumnya adalah madu kehidupan


Andakah wanita shalihah itu?

 
SEBAIK-BAIK WANITA

Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid.” (HR. Muslim)

Jibril datang kepada Nabi dan berkata, “Wahai Rasulullah, ini Khadijah akan datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk pauk atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan.” (HR. Muslim) 


Sabar


Suatu saat ketika saya naik motor, keadaan macet karena jalan sedang ramai. Pada salah satu persimpangan ada seorang petugas pengatus lalu lintas. Bukan polisi tapi dikenal dengan nama Supeltas, yakni warga sipil yang membantu polisi untuk mengatur lalu lintas. 
Di persimpangan tersebut petugas Supeltas menghentikan laju kendaraan dari arah saya untuk memberi kesempatan kendaraan dari arah lain melaju. Dalam keadaan demikian, ada seorang pengendara sepeda motor melaju menerobos padatnya kendaraan, sedangkan petugas Supeltas belum memberi aba-aba untuk kendaraan dari arah saya untuk lewat.

Si petugas Supeltas merasa kesal karena menganggap pengendara motor tadi seenaknya menerobos dan tidak sabar menunggu. Petugas tersebut dengan nada ketus setengah berteriak berkata, “Hei, yang sabar!”

Saya jadi berpikir. Menuntut orang lain untuk bersabar itu mudah tetapi menerapkannya pada diri sendiri ternyata susah. Baiklah kita katakan bahwa pengendara motor tadi tidak sabar dan dengan seenaknya menerobos kepadatan lalu lintas sehingga mengganggu jalannya kendaraan lain. Kita katakan pengendara motor itu tidak bisa sabar menunggu gilirannya. Kemudian bagaimanakah sikap petugas Supeltas tadi? Wajar memang kalau ia merasa kesal dan marah sehingga ia ungkapkan dengan meneriaki pengendara motor dengan nada kesal “Hei, yang sabar!”.

Petugas Supeltas itu mengatakan bahwa si pengendara motor harus sabar. Lalu mengapa ia mengungkapkan kemarahannya tersebut dengan teriakan. Ternyata sabar itu adalah kata yang mudah untuk diucapkan. Mudah untuk disarankan kepada orang lain, namun sangat sulit untuk menerapkannya pada diri sendiri. Sabar dalam menahan amarah adalah sebuah usaha yang sangat sulit.

Satu lagi kejadian di jalan raya. Ketika berhenti di lampu traffic light, sering saya menebak-nebak, ada berapa banyak orang yang akan membunyikan klakson ketika lampu seketika menyala hijau. Dan seringnya ada beberapa orang yang membunyikan klakson karena tidak sabar menunggu kendaraan di depan mereka berjalan.

Pernah ada pengendara sepeda motor yang berhenti paling depan di traffic light. Saat menunggu lampu menyala hijau, kendaraan orang tersebut mati. Kemudian orang tersebut berusaha menghidupkan kendaraannya dan ternyata tidak bisa. Sampai lampu meyala hijau orang tersebut masih belum bisa menghidupkan kendaraannya. Orang tersebut merasa panik. Bisa Anda tebak apa yang dilakukan oleh para pengendara di belakangnya. Mereka membunyikan klakson terus menerus menandakan ketidaksukaannya karena kendaraan di depan mereka menghalangi jalan mereka. Di manakah kesabaran kita? Di manakah kepedulian kita terhadap sesama? Bisa saja kejadian tersebut menimpa diri kita.

Perhatikanlah ketika Anda berhenti di lampu traffic light saat lampunya menyala merah. Kemudian, saat seketika lampu menyala hijau coba dengarkan berapa banyak orang yang membunyikan klakson karena tidak sabar. 



Menggapai Bening Hati


Abdullah Gymnastiar memberikan nasehat berikut ini.

Kejernihan dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas tatkala dirinya ditimpa kritik, celaan, atau penghinaan orang lain. Bagi orang yang lemah akal dan imannya, niscaya akan mudah goyah dan resah. Ia akan sibuk menganiaya diri sendiri dengan memboroskan waktu untuk memikirkan kemungkinan melakukan pembalasan. 
Mungkin dengan cara-cara mengorek-ngorek pula aib lawannya tersebut atau mencari dalih-dalih untuk membela diri, yang ternyata ujung dari perbuatannya tersebut hanya akan membuat dirinya semakin tenggelam dalam kesengsaraan batin dan kegelisahan.

Persis seperti orang yang sedang duduk di sebuah kursi sementara di bawahnya ada seekor ular berbisa yang siap mematuk kakinya. Tiba-tiba datang beberapa orang yang memberitahukan bahaya yang mengancam dirinya itu. Yang seorang menyampaikannya dengan cara halus, sedangkan yang lainnya dengan cara kasar. Namun, apa yang terjadi? Setelah ia mendengar pemberitahuan itu, diambilnya sebuah pemukul, lalu dipukulkannya, bukan kepada ular namun kepada orang-orang yang memberitahukan adanya bahaya tersebut.

Lain halnya dengan orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian akhlak. Ketika datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat atau sedahsyat apapun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia justru dapat menikmati karena yakin betul bahwa semua musibah yang menimpanya tersebut semata-mata terjadi dengan seijin Allah.

Allah tahu persis segala aib dan cela hamba-Nya dan Dia berkenan memberitahunya dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang dikehendaki-Nya. Terkadang terbentuk nasehat yang halus, adakalanya lewat obrolan dan guyonan seorang teman, bahkan tak jarang berupa cacian teramat pedas dan menyakitkan. Ia pun bisa muncul melalui lisan seorang guru, ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh, atau siapa saja. Terserah Allah.

Jadi, kenapa kita harus merepotkan diri membalas orang-orang yang menjadi jalan keuntungan bagi kita? Padahal seharusnya kita bersyukur dengan sebesar-besar syukur karena tanpa kita bayar atau kita gaji mereka sudi meluangkan waktu memberitahu segala kejelekkan dan aib yang mengancam amal-amal shaleh kita di akhirat kelak.

Karenanya, jangan aneh jika kita saksikan orang-orang mulia dan ulama yang shaleh ketika dihina dan dicaci, sama sekali tidak menunjukkan perasaan sakit hati dan keresahan. Sebaliknya, mereka malahan bersikap penuh dengan kemuliaan, memaafkan dan bahkan mengirimkan hadiah sebagai tanda terima kasih atas pemberitahuan ihwal aib yang justru tidak sempat terlihat oleh dirinya sendiri, tetapi dengan penuh kesungguhan telah disampaikan oleh orang-orang yang tidak menyukainya.

Sahabat, bagi kita yang berlumur dosa ini, haruslah senantiasa waspada terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat bisa datang dengan berbagai bentuk.

Ketahuilah, ada tiga bentuk sikap orang yang menyampaikan kritik. Pertama, kritiknya benar dan caranya pun benar. Kedua, kritiknya benar, tetapi caranya menyakitkan. Dan ketiga, kritiknya tidak benar dan caranya pun menyakitkan.

Bentuk kritik yang manapun datang kepada kita, semuanya menguntungkan. Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan kita dihadapan siapapun, sekiranya sikap kita dalam menghadapinya penuh dengan kemuliaan sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Karena, sesungguhnya kemuliaan dan keridhaan-Nyalah yang menjadi penentu itu.

Allah berfirman, “Dan janganlah engkau berduka cita karena perkataan mereka. Sesungguhnya kekuatan itu bagi Allah semuanya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yunus: 65)

Ingatlah, walaupun bergabung jin dan manusia menghina kita, kalau Allah menghendaki kemuliaan kepada diri kita, maka tidak akan membuat diri kita menjadi jatuh ke lembah kehinaan. Apalah artinya kekuatan sang mahluk dibandingkan Khalik-nya? Manusia memang sering lupa bahwa qudrah dan iradah Allah itu berada di atas segalanya. Sehingga menjadi sombong dan takabur, seakan-akan dunia dan isinya ini berada dalam genggaman tangannya. Naudzubillaah!

Padahal, Allah telah berfirman, “Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali ‘Imran: 26) 



Jangan Marah


Dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi, “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi, ‘Janganlah engkau mudah marah’. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, ‘Janganlah engkau mudah marah’. (HR. Bukhari)

Ibnu Daqiqil 'Ied dalam Syarah Hadits Arba'in An-Nawawi berkata, “Allah memuji orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika marah dan suka memberi maaf kepada orang lain. Diriwayatkan dari Nabi bahwa beliau bersabda, ‘Barang siapa menahan marahnya padahal ia sanggup untuk melampiaskannya, maka kelak Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segala makhluk, sehingga ia diberi hak memilih bidadari yang disukainya’

Tersebut pada hadits lain, ‘Marah itu dari setan’. Oleh karena itu, orang yang marah menyimpang dari keadaan normal, berkata yang batil, berbuat yang tercela, menginginkan kedengkian, perseteruan, dan perbuatan-perbuatan tercela. Semua itu adalah akibat dari rasa marah. Semoga Allah melindungi kita dari rasa marah. Tersebut pada hadits Sulaiman bin Shard, ‘Sesungguhnya mengucapkan ‘a’udzuubillaahi minasy syaithanirrajiim’ dapat menghilangkan rasa marah”.

Sesungguhnya setanlah yang mendorong marah. Setiap orang yang menginginkan hal-hal yang terpuji, setan selalu membelokkannya dan menjauhkannya dari keridhaan Allah, maka mengucapkan a’udzuubillaahi minasy syaithanirrajiim merupakan senjata yang paling kuat untuk menolak tipu daya setan ini.”

Abdullah Gymnastiar berkata, “Berbahagialah bagi orang yang punya kesadaran untuk menahan amarahnya, bukan tidak boleh marah tapi tahan sekuat-kuatnya. Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat ramah, sopan kepada kita, makin banyak harapan kita kepada orang makin berpeluang kita sakit hati, jadi kita tidak bisa memaksa orang lain bersikap seperti yang kita inginkan. Yang harus kita usahakan, kita harus bisa menyikapi orang lain dengan sikap terbaik, apapun yang mereka lakukan.”



Menikmati Keindahan Alam


MENIKMATI PAGI DAN SORE
Ketika fajar mulai menyingsing, matahari mulai beranjak ke langit dan cahayanya mulai menerangi dan memancar dari ufuk timur, rasakanlah adanya kehidupan baru. Lihatlah pagi ketika matahari dimunculkan oleh Allah dan dipancarkan-Nya cahaya yang menerangi alam. Pepohonan mulai bangun dari tidurnya, binatang-binatang mulai meninggalkan sarangnya, dan embun-embun mulai menetes dari dedaunan.

Rasakanlah bahwa alam menyambut pagi dengan harapan yang penuh keindahan. Lihatlah indahnya cahaya matahari yang menerawang menembus daun-daun pepohonan. Lihatlah cemerlang cahayanya. Lihatlah keindahan yang Allah anugerahkan pada pagi hari. Kemudian tersenyumlah, sambutlah pagi dengan harapan yang tinggi dan rasa optimis yang memenuhi hati Anda. 

Tanamkan semangat dalam dada Anda dan langkahkan kaki Anda menyongsong hari ini. Hari yang baru adalah harapan baru. Tinggalkan kesusahan masa lalu dan gapailah kebahagiaan masa kini dan masa nanti. Dan sebutlah nama Allah memuji keagungan-Nya.

Ketika senja hari, lihatlah cahaya kemerahan dipancarkan matahari dari ufuk barat. Lihatlah seolah-olah langit diwarnai dengan warna merah. Awan berwarna kemerahan, dan pepohonan yang tertimpa cahaya juga berwarna kemerahan. Nikmatilah keindahan alam yang dianugerahkan Allah.


PANDANGLAH LANGIT MALAM INI
Ketika malam hari, saya suka memandangi langit. Saya melihat bintang-bintang yang bertaburan di angkasa. Bulan yang bersinar, apalagi ketika bulan purnama, kian indah wajah dan sinarnya. Ketika Anda dirudung kepedihan dan kesempitan, pandanglah langit malam. Nikmatilah megahnya angkasa dan berkelap-kelipnya bintang yang bertaburan, ada yang dekat dan ada yang jauh. 


Pandanglah bulan yang memancarkan sinarnya. Dan ingatlah Tuhan penguasa malam dan penguasa siang, yang bertahta di atas Arsy. Maka, tahulah Anda bahwa Anda sekali-kali tidak akan ditelantarkan oleh Sang Pencipta.
 

Jangan Menebar Fitnah


Abdullah Al-Jibrin dalam Fitan Hadza az-Zaman menyebutkan bahwa salah satu malapetaka atau fitnah yang terbesar zaman sekarang adalah eksploitasi kaum wanita. Beliau berkata, “Termasuk dalam deretan fitnah zaman sekarang adalah eksploitasi kaum wanita. Rasulullah telah mengabarkan bahwa wanita itu adalah salah satu fitnah yang terbesar. Beliau bersabda: ‘Berhati-hatilah dari godaan dunia dan waspadailah rayuan kaum wanita, sebab fitnah pertama kali yang menimpa Bani Israil adalah fitnah wanita.’ (HR. Muslim)

Rasulullah menyebut wanita sebagai fitnah (sumber godaan). Dan Rasul juga telah mengabarkan bahwa Bani Israil tersesat karena fitnah (godaan) wanita. Pada zaman sekarang ini eksploitasi kaum wanita banyak tersebar di mana-mana. Mayoritas kaum hawa itu berani bersolek dan menampakkan lekuk tubuh mereka di pasar dan di jalan-jalan. Memamerkan segala macam asesoris dan perhiasannya.

Barangsiapa yang Allah kehendaki terkena godaan, maka ia akan menyorotkan matanya atau melirikkan pandangannya kepada mereka (kaum wanita itu). Hingga dikhawatirkan ia akan terkena godaan daya tarik wanita itu dan terpedaya lantas timbul syahwat terlarang yang mendorongnya berbuat apa yang diharamkan Allah, yaitu berzina. Atau pengantar kepada zina (seperti berdua-duan tanpa mahram, berpacaran dan lain-lain). Memang, wanita adalah godaan yang paling besar.

Termasuk di antaranya eksploitasi kaum wanita melalui film-film. Ini merupakan musibah dan malapetaka besar. Demikian pula foto-foto mereka di majalah, koran-koran dan sampul barang-barang tertentu. Mereka sengaja memilih wanita-wanita cantik agar menarik minat orang, khususnya para pemuda. Dan yang lebih berbahaya lagi adalah munculnya foto-foto mereka dalam keadaan telanjang atau setengah telanjang yang diproduksi dengan kamera-kamera canggih dan ditebar dengan parabola.”

Banggakah bila seorang wanita memakai pakaian ketat yang tidak menutup aurat berjalan di depan umum menjadi tontonan para laki-laki? Jikalau ia merasa bangga, maka sesungguhnya ia sudah tidak punya rasa malu. Malu adalah kemuliaan bagi wanita. Wanita yang tidak tahu malu adalah wanita yang tidak tahu akan kemuliaan dirinya. Wahai wanita, ketahuilah bahwa sesungguhnya Anda sangat mulia.



Kiat Menggapai Kebahagiaan


Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di menulis sebuah kitab berjudul Al-Wasailu Al-Mufidah Lil Hayatis Sa’idah. Kitab ini berisi 23 kiat menggapai kebahagiaan. Beliau menulis kitab ini secara ringkas dan dengan bahasa yang mudah. Kiat pertama adalah beriman dan beramal shalih dengan sebenarnya.

Allah berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. An-Nahl: 97)

Sedangkan kiat terakhir atau ke-23 adalah pandai-pandailah memilih dan memilah pekerjaan. Seyogyanya Anda memilih yang terpenting dari sekian pekerjaan yang bermanfaat, lalu yang berikutnya dan berikutnya, sesuai urutan nilai kepentingannya. Juga, hendaklah Anda memilah mana yang dicenderungi dan sangat diminati oleh hati Anda. Karena, hal sebaliknya akan membuahkan kebosanan, menurunnya semangat dan keruhnya pikiran. 

Jadikanlah pemikiran yang benar dan bermusyawarah sebagai penolong anda untuk itu. Maka, tidak akan menyesal seseorang yang meminta pendapat orang bijak. Pelajarilah dengan cermat apa yang hendak Anda lakukan. Jika Anda telah yakin akan kemaslahatan dan bertekad kuat untuk melakukannya, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.

Merenungi isi kitab ini insya Allah akan mengantarkan Anda ke gerbang kebahagiaan.


MEMANDANG RINGAN SEGALA COBAAN
Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di menyebutkan bahwa di antara sarana yang paling bermanfaat untuk sirnanya keguncangan dan kegundahan manakala seorang hamba tertimpa aneka bencana adalah hendaknya ia berupaya memandang dan menjadikannya ringan. Yaitu dengan mengandaikan atau membayangkan kemungkinan yang lebih buruk dari yang telah terjadi, dan ia kuatkan hatinya dalam menghadapinya.


Jika ia lakukan itu, hendaknya ia berupaya, sejauh kemungkinan untuk meringankan apa yang mungkin diringankan. Maka, dengan penguatan hati dan upaya yang bermanfaat semacam ini akan hilanglah kegelisahan dan kegundahannya, dan berganti menjadi upaya keras untuk meraih berbagai hal yang bermanfaat dan menangkis berbagai madharat yang menimpa hamba. 

Lalu, jika ia terhampiri beberapa penyebab ketakutan, penyebab sakit, penyebab kemiskinan dan ketaktercapainya aneka hal yang disenanginya, hendaklah menghadapinya dengan tenang dan menguatkan hati dalam menanggung derita cobaan akan meringankannya dan menghilangkan tekanannya. Terutama jika ia menyibukkan dirinya untuk menangkis cobaan itu sebatas kemampuannya.

Dengan itu, menyatulah dalam dirinya tekad mengukuhkan batin seiring berupaya yang bermanfaat, yang hal itu akan membuatnya tidak kalut oleh berbagai musibah. Ia tekan dirinya agar memperbaharui kekuatannya untuk melawan berbagai cobaan dan bencana, seiring bersandar dan percaya penuh kepada Allah.

Tidak diragukan, bahwa upaya-upaya ini memiliki manfaat yang sangat agung untuk terwujudnya suatu kegembiraan dan kelapangan dada, di samping ia pun terus berharap pahala, baik didunia maupun di akhirat. Hal ini sudah dicoba dan disaksikan keberhasilannya. Bukti-bukti keberhasilannya bagi mereka yang telah mecobanya banyak sekali.


Ridha AtasTakdir


Disebutkan dalam kitab Fathur Rabbani, Abdul Qadir Al-Jailani berkata,
 “Barangsiapa yang ingin bersikap ridha terhadap takdir Allah, maka biasakanlah selalu mengingat kematian, sebab ingatan pada kematian dapat meringankan (beban) musibah dan petaka. Jangan salahkan Allah atas (musibah yang menimpa) dirimu, harta, dan anakmu, akan tetapi katakanlah, ‘Tuhanku, beritahukan kepadaku tentang diriku.’ 
Jika engkau tekun dan terus-menerus melakukan hal ini, maka engkau akan merasakan lezatnya bersikap ridha dan menerima. Petaka-petaka akan menghilang berikut akar-akar dan cabang-cabangnya, berganti kenikmatan dan kenyamanan hidup. Ketika engkau menerima tanpa membantah dan merasakan kelezatan ridha dalam suasana bencana, maka kenikmatan-kenikmatan akan datang kepadamu dari segala penjuru dan tempat.”

Janganlah Anda sekali-kali berpuruk sangka kepada Allah atas musibah yang menimpa Anda. Janganlah Anda menggugat Allah atas cobaan hidup yang menghimpit Anda.

JANGAN MELETAKKAN BOLA DUNIA DI ATAS KEPALA
Dalam kitabnya La Tahzan, Aidh Al-Qarni menyebutkan kiat agar kita tidak tertimpa beban pikiran yang berat. Beberapa orang merasa bahwa diri mereka terlibat dalam perang dunia, padahal mereka sedang berada di atas tempat tidur. Tatkala perang itu usai, yang mereka peroleh adalah luka di pencernaan mereka, tekanan darah ringgi dan penyakit aula. Mereka selalu merasa terlibat dengan semua peristiwa. 
Mereka marah dengan naiknya harga-harga, gusar karena hujan tak segera turun, dan kalang kabut tak karuan karena turunnya nilai mata uang. Mereka selalu berada dalam kegelisahan dan kesedihan yang tak berkesudahan. “Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka” (QS. Al-Munafiqun: 4).

Nasehat saya untuk Anda: jangan meletakkan bola dunia di atas kepala. Biarkan semua peristiwa itu terjadi, dan jangan disimpan di dalam usus. Orang yang memiliki hati seperti bunga karang akan menyerap semua isu dan kasak-kusuk, termakan oleh masalah-masalah kecil, dan mudah terguncang karena peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hati seperti ini sangat potensial menjadi awal kehancuran.

Mereka yang berpegang pada prinsip yang benar akan senantiasa bertambah keimanannya dengan nasehat-nasehat dan ibrah. Sedangkan mereka yang berpegang pada prinsip yang lemah akan semakin takut terhadap keguncangan. Di hadapan segala bencana dan musibah, hal yang paling berguna adalah hati yang berani. 
Seorang pemberani memiliki sikap yang teguh dan emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf yang dingin dan hati yang lapang. Sedangkan seorang pengecut justru akan membunuh dirinya sendiri berulang kali, setiap hari, dengan pedang khayalan, ramalan, kabar yang tak jelas, dan kasak-kusuk. Jika Anda menginginkan sebuah kehidupan yang berlandasan kuat, maka hadapilah semua permasalahan dengan keberanian dan ketabahan. Jangan terlalu mudah digoyang oleh mereka yang tidak memiliki keyakinan. 
Jangan merasa terjepit oleh semua tipu daya mereka. Jadilah orang yang lebih kuat dari peristiwa itu sendiri, lebih kencang dari angin puyuh, dan lebih kuat dari angin topan. Sungguh kasihan mereka yang memiliki hati yang lemah, betapa hari-hari selalu mengguncang dirinya. 


Buah Iman Terhadap Takdir


Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam kitabnya Syarh Ushul Iman menyebutkan tiga macam buah iman kepada takdir.

1. Tawakkal kepada Allah di saat mengerjakan sebab, tidak bersandar kepada sebab itu sendiri, karena segala sesuatu ditentukan dengan takdir Allah.
Ketika Anda meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditakdirkan oleh Allah, niscaya Anda akan merasa tenang dengan segala hal yang menimpa Anda. Kemudian Anda akan mengerjakan sebab-sebab atau usaha untuk menghadapi cobaan atau kesulitan yang menimpa dan Anda akan tawakal kepada-Nya. Dengan begitu, hati Anda akan tenang, jiwa Anda akan tenteram, dan kehidupan Anda akan damai karena Anda selalu menggantungkan diri kepada Allah.

2. Agar seseorang tidak mengagumi dirinya ketika tercapai apa yang dicita-citakan. Karena tercapainya cita-cita merupakan nikmat dari Allah yang telah ditakdirkan-Nya dengan memudahkan sebab-sebab keberhasilan. Sedangkan sifat mengagumi diri akan dapat melupakan syukur kepada nikmat Allah.

Iman kepada takdir akan menghantarkan Anda pada sikap tawadhu’ dan syukur. Ketika Anda menyadari bahwa kesuksesan yang Anda raih, harta benda yang Anda peroleh, dan kemuliaan yang Anda sandang merupakan takdir Allah, maka Anda tidak akan mengagumi diri sendiri, tidak akan ujub, dan tidak akan menyombongkan diri.

3. Menimbulkan ketenangan serta kepuasan jiwa terhadap seluruh takdir yang terjadi, tidak gelisah karena hilangnya sesuatu yang disukai atau sesuatu yang tidak disukai menimpanya. Karena dia tahu bahwa hal itu terjadi dengan takdir Allah, Pemilik langit dan bumi dan bahwa hal itu pasti akan terjadi. Musibah yang menimpa Anda sudah ditakdirkan oleh Allah, jadi mengapa Anda terlalu bersedih. 


Hilangnya harta benda yang Anda kumpulkan juga takdir Allah, jadi mengapa Anda dirudung duka. Perginya orang-orang yang Anda kasihi juga takdir Allah, jadi mengapa Anda tenggelam dalam kenestapaan. Bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama Anda.semua hal sudah Allah takdirkan, jadi janganlah bersedih, gundah, dan gelisah.


Jilbab Bukan Sekedar Hiasan


Ada sebagian muslimah yang memakai jilbab namun perilaku mereka tidak sesuai dengan akhlak Islam. Mereka melanggar aturan Islam. Mereka dijauhi orang karena akhlak buruk mereka. Mereka memberikan citra buruk pada Islam. 

Lalu orang-orang mencela bahwa muslimah yang berjilbab bisa saja kelakuannya lebih buruk daripada yang tidak berjilbab. Bahwa muslimah yang berjilbab belum tentu lebih baik daripada muslimah yang tidak berjilbab. 
Kemudian orang-orang melontarkan pertanyaan, “Lebih baik manakah wanita yang berjilbab tetapi akhlaknya buruk dibandingkan wanita yang tidak berjilbab tetapi berakhlak baik. Inilah kerancuan dan keragu-raguan yang dilemparkan oleh orang-orang yang di hatinya terdapat penyakit.

Untuk menghilangkan kerancuan dan mendatangkan keteguhan bagi muslimah untuk senantiasa berjilbab, marilah kita simak kisah seorang wanita berikut ini. Kisah ini disampaikan oleh Azka Asyrafa.

“Mungkin ada yang berpikir belum tentu yang berjilbab itu lebih baik, sekarang banyak yang berjilbab tapi kelakuannya tidak lebih baik dari yang tidak berjilbab.

Jilbab….

Tiba-tiba aku teringat pengalaman pertamaku memakai jilbab. Saat itu awal tahun ajaran SMA. Aku berjilbab bukan paksaan dari siapapun, bahkan saat SMP aku termasuk anak yang sangat nakal, bandel, urakan, ugal-ugalan, kebut-kebutan, jarang di rumah, dan entah apa kata yang pas untuk menggambarkan diriku saat SMP. 
Jangankan berjilbab, shalat saja masih kadang ingat kadang tidak (astaghfirullahaladzim). Dulu saat temanku menasehatiku untuk berjilbab, aku pun juga menjawab “Kelakuaku saja masih seperti ini. Lagian senakal-nakalnya aku, lebih baik diriku yang tidak berjilbab ini daripada wanita yang berjilbab itu yang kelakuannya seperti setan dan mau pacaran.”

Saat memasuki SMA aku memutuskan untuk berjilbab, alasannya simple, biar tidak semakin hitam. Saat aku katakan keinginanku pada orang tua untuk berjilbab, mereka tidak mengijinkan. Terutama ayahku. Beliau sangat menentang keinginanku itu. Aku masih ingat saat itu ayahku sampai mengatakan ”Kelakuanmu saja seperti itu kok mau berjilbab. Percuma memakai jilbab kalau kelakuanmu masih seperti itu, malah mempermalukan agamamu”. Tapi justru perkataan bapak itu membuatku semakin bertekad untuk berjilbab. Saat itu juga aku menangis, ‘Ya Allah, seburuk apa aku ini sampai ayahku berkata seperti itu’.

Rasanya aku begitu tertampar saat itu dan ingin memperbaiki diri sebisa mungkin. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk berubah, dan ingin kubuktikan kepada orang tuaku bahwa aku bisa jadi anak yang baik dan shalihah dengan jilbabku ini, bukan mempermalukan agamaku seperti yang ayahku katakan. Dan waktu pun berganti, sangat kurasakan bahwa jilbab inilah yang justru menjagaku.

Dengan berjilbab, aku menggenapkan shalat wajib bahkan menambah amalan-amalan sunnah. Dengan berjilbab membuatku semakin ingin memperdalam ilmu tentang agamaku. Dengan berjilbab aku lebih bisa menjaga kelakuanku, misalnya ketika akan berbuat yang aneh-aneh aku berpikir ”Eh, aku kan berjilbab, tidak boleh seperti ini, tidak boleh seperti itu”. Jilbab ini benar-benar membuatku menjauhi hal-hal yang haram dan menjauhkanku dari perbuatan dosa, dan alhamdulillah aku berusaha untuk menjalankan perintah Allah.

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al Ahzab:59)

Pakaian bagi muslimah adalah pakaian yang tidak menampakkan aurat, yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan.

Kalaupun ada yang mengatakan “Sekarang banyak yang berjilbab tetapi kelakuannya tidak jelas”. Hei kawan, untuk apa melihat atau menjadikan contoh orang-orang yang tidak pantas untuk dijadikan contoh. Banyak dari mereka yang berjilbab dan juga shalihah. Banyak dari mereka yang berjilbab dan berkepribadian baik, banyak dari mereka yang berjilbab dan bisa dijadikan teladan. 
Lihatlah mereka yang baik dan jadikan contoh, dan yang buruk cukup diambil pelajaran saja. Dan semoga kita bukan salah satu dari yang suka menjelek-jelekkan yang lain karena belum tentu kita lebih baik dihadapan Allah.”

Maka, ambillah pelajaran wahai para pendamba surga. 


Kesaksian Seorang Muslimah

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz berkata dalam kitabnya Ad-Da’watu ilallâh wa Akhlâqud Du’ât, ”Sesungguhnya ibadah itu adalah dengan merendahkan diri kepada Allah dan menghinakan diri di hadapan-Nya. Tugas-tugas berupa perintah (untuk melaksanakan perintah-Nya) dan meninggalkan larangan yang Allah perintahkan kepada mukallaf disebut sebagai ibadah, dikarenakan ibadah itu dikerjakan dengan merendahkan dan menghinakan diri di hadapan Allah.”

Jika Anda memakai jilbab dengan ikhlas karena Allah saja, maka itu bernilai ibadah. Dan setiap perintah Allah yang Anda laksanakan pasti akan mendapat balasan yang baik di akhirat. Saudariku, semoga kisah dari salah seorang saudari Anda berikut ini dapat memberikan manfaat bagi Anda.

Tanggal 27 Mei 2007, ketika Rohis sekolah mengadakan BBI (Bazar Buku Islami), aku mendapatkan buku dari sahabat seperjuangan di lembaga dakwah sekolah, kado terindah yang ia berikan padaku. Sebuah buku yang mampu memberikan ruh baru dalam jengkal kehidupanku. Sebuah buku yang memberikan motivasi, memberi inspirasi. Buku itu berjudul Agar Bidadari Cemburu Padamu. Waktu aku membuka buku tersebut hatiku begitu tertarik untuk membacanya, terbesit dalam pikiranku “Memang bidadari bisa cemburu?” atau “Memang kita bisa membuat bidadari cemburu?”

Dengan rasa penasaran kutelusuri lembar demi lembar buku itu. Isinya membuatku terkagum dan bersyukur bahwa aku diciptakan sebagai seorang wanita. Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk kiri, bukan dari kaki untuk dialasi, bukan dari kepala untuk dijunjung tetapi dari rusuk kiri yang dekat dihati untuk dikasihi dan disayangi. Betapa Allah sayang kepada kita sebagai wanita karena wanita itu istimewa.

Setelah aku selesai membaca buku itu tak terasa berlinanglah air mataku. Aku yang selama ini menjadi seorang muslimah tetapi kerudungku masih gaul, pakaianku kurang syar’i, pergaulan dan tingkah lakuku jauh dari kata islami, apakah aku bisa membuat bidadari cemburu? Lalu dengan ucapan bismillah kuulurkan kerudung yang syar’i, pakaianku lebih longgar dan aku juga berusaha menjaga pergaulanku. 

Subhanallah, walaupun berat mencoba berubah demi menuai rahmat-Nya, tetapi Allah memberikan kemudahan dengan adanya teman-teman yang memberi motivasi, walau sebelumnya kaget dengan perubahanku.


Siapa Suami Idaman Anda



Wahai saudariku,

Engkau pasti menginginkan seorang suami yang baik. Suami yang bertanggung jawab yang mampu membimbingmu dalam ketaatan kepada Allah. Seorang suami yang mampu menjadi imam bagimu. Suami yang akan menanggung beban hidupmu, yang akan membuatmu selalu tersenyum. Suami yang selalu menyediakan pundaknya untuk tempatmu bersandar, suami yang akan membelai rambutmu dengan penuh kasih sayang. Suami yang akan mengusap air matamu dan mengatakan, “Dinda, semua akan baik-baik saja. Allah bersama kita.”

Engkau pasti mendambakan seorang suami yang bersikap lembut kepadamu. Suami yang mampu memahami perasaanmu, mampu menyelami hatimu. Suami yang tegas dalam menegur kesalahanmu, suami yang akan membimbingmu agar tindakanmu tidak salah. Engkau pasti mendambakan suami seperti itu. Engkau pasti memimpikan suami yang shalih.

Iya, saudariku. Suami yang shalih yang engkau dambakan. Suami yang akan membangunkanmu saat sepertiga malam terakhir dan mengajakmu bermunajat kepada Rabb semesta alam. Suami yang melantunkan dengan merdu ayat Al-Qur'an ketika kau bersandar padanya. Engkau pasti akan merasa bahagia bila mendapatkan suami shalih yang bertanggung jawab. Bertanggung jawab kepada Allah atas keadaan dirimu. Bertanggung jawab atas nafkahmu, perasaanmu, dan agamamu.

Impian mendapatkan suami idaman hanya akan menjadi mimpi tiada arti jikalau engkau tidak berusaha untuk mendapatkannya. Bagaimakah caranya? Sesungguhnya Allah berfirman dalam surat An-Nur ayat 26, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)….”

Saudariku,
Saya mengajak diri saya pribadi dan dirimu untuk senantiasa memperbaiki diri. Menyucikan jiwa kita.

Setiap wanita menginginkan dirinya menjadi wanita yang baik. Wanita yang shalihah. Karena dengan menjadi wanita shalihah ia menjadi mulia dan menjadi perhiasan yang tiada tara keindahannya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, “Dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Wanita shalihah adalah wanita yang selalu merasakan pengawasan Allah dimana pun ia berada. Wanita shalihah adalah wanita yang mengenakan jilbab tanpa paksaan. Wanita yang menjaga pandangannya. Ia berbicara dengan nada biasa tiada mendayu-dayu. Ia menjaga agar gerakan tubuhnya tidak mengundang perhatian orang lain. Ia berjalan lembut dan tenang tanpa mengundang keinginan laki-laki yang di hatinya ada penyakit. Ia memberikan senyum sewajarnya dan tidak mengumbar senyuman kepada setiap laki-laki.
Saudariku, jadilah wanita shalihah. Wanita shalihah.



Anda Berjilbab Sehingga Anda Disebut Muslimah


Mari kita sejenak berbicara dengan hati. Mari bersama-sama menumbuhkan pancaran hati nurani yang akan mampu menerangi jalan. Biarkan hati kita berbicara menyampaikan keinginannya.

Saudariku,
Sekarang ini, Anda akan mudah menemukan wanita yang berhias dan bersolek di jalan dan di tempat umum.
Anda lihat yang disuguhkan oleh media elektronik, mereka menyuguhkan wanita sebagai pemanis tayangan, sebagai penyejuk pandangan bagi laki-laki. Mulai dari penyiar berita sampai artis, sudah tidak tampak lagi kepribadian seorang muslimah dalam diri mereka. Mereka menanggalkan jilbab mereka. Mereka telah bermaksiat kepada Allah. Apakah mereka sudah tidak mempunyai rasa malu lagi? Apakah mereka masih berbangga menyebut diri mereka sebagai seorang muslimah.

Sedangkan Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 59, (artinya), “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.

Apakah wanita-wanita yang tidak mengenakan jilbab itu tidak pernah mendengar hadits bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari (jarak) begini dan begini.” (HR. Muslim)

Merekalah wanita-wanita yang menyebarkan fitnah, yang mencengkeram hati setiap laki-laki yang lemah iman.

Ucapkan Alhamdulillah wahai saudariku,
Ungkapkanlah syukur kepada Allah yang telah memberikan karunia-Nya kepada
Anda, sehingga Anda termasuk wanita muslimah yang mengenakan jilbab. Bersyukurlah karena Anda telah melaksanakan perintah Allah. Bersyukurlah karena Anda telah berusaha menjaga diri dari panasnya api neraka.

Sungguh, nikmat hidayah berupa kesadaran untuk mengenakan jilbab adalah nikmat yang sangat besar.
Anda adalah seorang muslimah. Jilbab yang Anda pakai adalah bukti bahwa engkau benar-benar seorang muslimah.

Dengan mengenali Anda sebagai seorang muslimah maka orang lain akan memperlakukan Anda sebagai seorang muslimah. Orang lain tahu kalau Anda tidak makan makanan haram, sehingga Anda akan dihidangi makanan halal. Seorang muslim lain yang berjumpa dengan Anda akan mengucapkan salam. Laki-laki penggoda merasa segan untuk mengganggu Anda. Itu jika Anda menampakkan bahwa Anda adalah seorang muslimah.

Apabila bertemu di jalan dan Anda tidak memakai jilbab, maka saya tidak akan mengucapkan kepada Anda karena saya tidak tahu apakah Anda seorang muslimah atau kafir. Seorang muslimah dikenali dengan jilbabnya. 



Malu Adalah Perhiasan Terindah

Wanita diciptakan berbeda dengan laki-laki. Wanita lebih mempunyai perasaan. Hatinya selembut salju dan sebening embun. Dalam emosinya ada bermacam-macam perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

Kita lihat wanita minum dan makan dengan hati-hati. Kita lihat wanita berjalan dengan pelan-pelan. Kita dengar wanita berbicara dengan lirih. Kita lihat wanita memerah pipinya tatkala mendapat pujian. Kita lihat wanita lebih malu daripada laki-laki. Malu adalah perhiasan terindah bagi wanita. Kita lihat wanita yang senantiasa menundukkan pandangan begitu dihormati dan disegani oleh orang lain.

Berbeda dengan wanita yang tertawanya keras di depan laki-laki. Atau yang berjalan cepat-cepat dengan langkah panjang. Atau yang suaranya mendayu-dayu, yang berpakaian tidak menutup aurat, yang menebar senyum dan fitnah bagi laki-laki. Wanita seperti itu tidaklah dihormati atau disegani. Wanita seperti itu hanya akan menyenangkan syahwat laki-laki, yang tidak pantas disebut wanita muslimah.

Kemuliaan wanita terukur seberapa besar rasa malunya. Malu adalah perhiasan Anda yang terindah.
 
MENANGISLAH!
Paradigma umum memandang bahwa wanita identik dengan menangis. Ya, karena memang wanita dianugrahi Allah perasaan yang lembut dan mudah tersentuh. Seberapa seringkah Anda menangis? Karena apa Anda menangis? Karena bersedih, karena ditinggal orang yang disayangi, karena ditimpa musibah. Maka, saya bertanya kepada Anda seberapa seringkah Anda menangis di hadapan Allah karena teringat akan dosa yang pernah Anda lakukan? Seberapa seringkah Anda menangis karena takut kepada-Nya? 



Mengusir Kegundahan

DUNIA DAN AKHIRAT
Pernahkah Anda mengalami sebuah musibah yang sangat besar. Musibah dunia yang sangat besar yang tidak semua orang mengalaminya. Ketahuilah, jika Allah merahmati Anda sehingga Anda dapat merasakan secuil kenikmatan akhirat, maka segala musibah dunia yang pernah Anda rasakan seolah-olah tidak pernah Anda rasakan. Anda akan mengatakan bahwa musibah terbesar di dunia tidak ada artinya apa-apa dibandingkan secuil kenikmatan di akhirat.


MENJAUHI MAKSIAT
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Ad-Da’ wa Ad-Dawa’ menyebutkan beberapa bahaya dan dampak buruk kemaksiatan. Salah satu dampak kemaksiatan bagi pelakunya adalah ia terhalang mendapatkan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dimasukkan oleh Allah ke dalam hati seorang hamba, sedangkan maksiat akan mematikan cahaya tersebut.

Ketika Imam Syafi’i duduk berguru di hadapan Imam Malik dengan membacakan kitab kepadanya, maka Imam Malik terkagum oleh kecepatan hafalannya, kecerdasannya yang sangat gemilang, dan pemahamannya yang sempurna. Beliau kemudian berkata kepada Imam Syafi’i, “Sungguh aku melihat bahwa Allah telah memberikan cahaya kepadamu, maka jangan padamkan cahaya itu dengan gelapnya kemaksiatan.”

Kemaksiatan juga dapat menghalangi datangnya rezeki. Sebagaimana halnya takwa dapat mendatangkan rezeki, maka meninggalkan ketakwaan akan mendatangkan kefakiran. Dampak lain dari kemaksiatan bagi pelakunya adalah ia akan merasakan kegelapan di dalam hati sebagaimana ia merasakan kegelapan malam yang gelap gulita. 


Kegelapan maksiat bagi hatinya adalah seperti kegelapan malam yang dilihat oleh matanya. Ketaatan adalah cahaya, sedangkan kemaksiatan adalah kegelapan. Manakala kegelapan itu semakin menguat, maka semakin bertambah pula kebingungan yang dirasakan oleh seseorang. Kalau sudah begitu, ia akan terjerumus ke dalam bid’ah, kesesatan, serta kepada hal-hal yang merusak, sedangkan ia tidak merasa. Untuk merasakan kebahagiaan, maka jauhilah kemaksiatan.


PROMO BUKU

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More